Rumah Tradisonal Limas 
Rumah atap Limas atau rumah limas adalah bentuk rumah tradisional Palembang dengan ciri-ciri :
1. Atap berbentuk limas
2. Badan rumah berdinding papan dengan pembagian ruangan yang telah dibakukan (standard) dan bertingkat-tingkat (kijing)
3. Keseluruhan atap dan dinding serta lantai rumah bertopang atas tiang-tiang yang ditanam ditanah
4. Mempunyai ornamen dan ukiran yang menampilkan Kharisma dan identitas rumah tersebut.
Melihat
 dari bentuk dan keanggunan rumah limas ini, serta cara dan biaya 
pembuatannyatidaklah mudah dan murah. Maka rumah limas ini dibuat untuk 
para penguasa di daerah Palembang pada masa itu.
Jika
 melihat bentuk atap limas, tidak lagi mencerminkan filosofi hubungan 
makro dan mikro kosmos, tetapi filosofi hubungan manusia sebagai ciptaan
 Tuhan (Allah SWT), jadi pengaruh Islam telah ada pada atap rumah limas.
Pengaruh
 Islam ini tampak pula pada ornamen maupun ukiran yang terdapat pada 
rumah limas tersebut. Ukiran tidak lagi menampilkan bunga teratai atau 
hewan, tetapi lukisan bunga dan daun, motifnya mirip dengan Arabesque 
Simbar/Paku tanduk simbar menjangan (Platycerium Coronarium) menjadi 
simbol utama lukisan itu.
Filosofi
 tempat tertinggi adalah suci dan dan terhormat dimanfaatkan dalam 
arsitektur rumah limas. Nampak jelas dalam pembagian ruangan dan tingkat
 rumah limas. 
Ruang
 utama yang dianggap terhormat adalah ruangan gegajah (bahasa Kawi: 
balairung), terletak ditingkat teratas dan tepat dibawah atap limas yang
 ditopang oleh alang sunan dan sako sunan. Diruang gegajah ini terdapat 
Amben(balai/tempat bermusyawarah/Mensyuarat) yang terletak lebih tinggi 
dari lantai diruang gegajah (lebih kurang 75 cm). Ruang ini selain 
merupakan pusat dari rumah limas, baik untuk adab juga kehidupan pusat 
dekorasi (aksetuasi). Ukiran dipusatkan di dinding atau tiang juga di 
langit-langit. Sebagai pembatas ruang terdapat lemari yang dihias 
sehingga sebagai show window/etlage dari kekayaan pemilik rumah.
Pangkeng
 (bilik tidur) terdapat diruang gegajah terletak di dinding rumah baik 
di kanan maupun di kiri. Untuk memasuki bilik atau pangkeng ini, kita 
harus melalui dampar (kotak/peti) yang terletak dipintu. Dari sana kita 
akan menurun lagi. Kotak/peti ini sendiri berfungsi sebagai tempat 
menyimpan peralatan rumah tangga.
Pada
 ruang belakang dari gegajah terdapat pawon (dapur) yang lantainnya sama
 tingkat dengan lantai gegajah, tetapi tidak lagi dibawah naungan atap 
limas, melainkan atap tersendiri dibuat seperti atap pisang 
sesisir.Melihat level dari lantai gegajah dan pawon adalah sama, maka 
fungsi pawon ini sangatlah penting. Ruang antar amben  dan pangkeng 
disebut pedalon (lorong).
Dengan
 bentuk ruang dan lantai berkijing-kijing tersebut, maka rumah limas 
adalah rumah yang secara alami mengatur protokol yang rapi. Tempat duduk
 para tetamu pada saat sedekah/kenduri sudah ditentukan berdasarkan 
status tamu tersebut di masyarakat.Para Ulama, Pemuka Masyarakat, 
Saudagar duduknya pada tempat kijing yang tinggi sedangkan yang lain 
menyesuaikan diri dengan kedudukannya.Apabila dilanggar maka orang 
tersebut menjadi kaku, karena tidak berkomunikasi dengan lingkungannya, 
baik disebabkan rasa segan/canggung ataupun rasa takut dan malu.
Saat
 ini rumah limas masih ada dijumpai di kota ini, terutama di daerah 
Seberang Ulu. Rumah limas yang selalu dikunjungi adalah rumah limas 
milik pribadi "Rumah Limas Haji Bayumi Wahab". Rumah limas yang ada di 
Museum Balaputradewa di KM.6 adalah pindahan dari belakang kantor 
Walikota Palembang.
 
Rumah Limas di Museum Balaputradewa KM. 6 Palembang, yang dijadikan gambar mata Uang Pecahan Rp10.000,-
Rumah Limas di Museum Balaputradewa KM. 6 Palembang, yang dijadikan gambar mata Uang Pecahan Rp10.000,-
Rumah Limas di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta
Rumah Limas Haji Bayumi Wahab dekat Yayasan IBA
Rumah Limas di Jalan Demang Lebar Daun
Rumah Limas Haji Abdul Razak (HAR) Jalan Jend. Sudirman
Rumah limas Hasyim Ning di Jalan sekanak, 27 Ilir
Rumah limas Hattarajasa di Desa Jejawi Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
SUMBER : Humas Pemda Kota Palembang Tahun 1991 dan beberapa sumber
 












 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar